Sabtu, 05 Desember 2009

Halte & Bus

PERSINGGAHAN SEMENTARA

(HALTE & BUS)

Apa kehadiran halte hanya untuk tempat menunggu? Lalu ditinggalkan begitu saja setelah menemukan apa yang ditunggunya?

Mungkin aku tak pernah mau dan tak akan memilih untuk diibaratkan menjadi halte, walaupun adanya halte begitu berarti tapi aku tetap tak akan memilihnya. Menjadi tempat berteduh disaat hujan, tempat berlindung dari sengatan matahari, tempat melepas sedikit keletihan dari kejamnya kota, dan yang paling utama menjadi tempat menunggu. Begitu mulia kehadirannya, begitu banyak manfaat yang diberikannya tapi entah mengapa aku tetap saja tak memilihnya. Halte selalu ditinggalkan, begitu setia halte menjadi tempat yang selalu ada tapi apa mereka menyadari keberadaannya ketika telah menemukan apa yang ditunggunya di halte? Mereka lupa!

Aku menyadari keegoisan ini, mengapa aku tak akan memilih menjadi halte? Mengapa aku tak mau diibaratkan seperti itu padahal kehadirannya sangat berarti? Mengapa aku lebih memilih diibaratkan menjadi bus? Karena bus merupakan hal yang ditunggu dan aku terlalu takut untuk ditinggalkan. Aku ingin menjadi seseorang yang ditunggu kehadirannya dan aku akan membawa ke tempat yang menjadi tujuan bukan sekedar menjadi persinggahan sementara yang dengan mudahnya ditinggalkan.

0 Comments:

Post a Comment