Selasa, 18 Mei 2010

Tulisan

NYERI HAID


Bagi sebagian wanita, adakalanya menstruasi (haid) bak momok yang kehadirannya membuat rasa cemas manakala timbul rasa nyeri tak terperi ketika menstruasi tiba. Kondisi ini dikenal sebagai Nyeri Haid atau Dysmenorrhea (dysmenorrhoea, dismenore), yakni nyeri haid yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari ( bahkan, kadang bisa membuat nglimpruk tak berdaya ).

Angka kejadian (prevalensi) Nyeri Haid berkisar 45-95% (USA, Nopember 2006) di kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil meringis), adapula yang tak kuasa beraktifitas saking nyerinya. *halah, hee..

Berdasarkan jenisnya, dysmenorrhea terdiri dari:

1. Dysmenorrhea Primer, ( disebut juga dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri haid tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik).
2. Dysmenorrhea Sekunder, (disebut juga sebagai dismenore ekstrinsik, acquired) adalah nyeri haid yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya: endometriosis (sebagian besar), fibroids, adenomyosis, dll *…gak usah dihapalkan :P …*

Selanjutnya, kita hanya akan bahas Dysmenorrhea primer.

Seperti disebutkan di atas, dysmenorrhea primer adalah nyeri haid tanpa kelainan organ reproduksi. Pada kenyataannya, tidak mudah membedakan dengan dysmenorrhea sekunder kecuali melalui pemeriksaan dan follow up secara seksama.

Kendati Nyeri Haid dikatakan cukup sering dialami oleh wanita, terutama pada usia produktif, namun amat disayangkan bahwa penulis belum menemukan angka kejadian dysmenorrhea di Indonesia (biasalah, rekam medik kita masih sangat lemah).

CIRI-CIRI DYSMENORRHEA PRIMER:

* Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak haid pertama (menarche)
* Rasa nyeri timbul sebelum haid, atau di awal haid. Berlangsung beberapa jam, namun adakalanya beberapa hari.
* Datangnya nyeri: hilang-timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan)
* Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare. (sssttt, kadang ngamukan juga lho)

FAKTOR PENYEBAB

Penyebab pasti dysmenorrhea primer hingga kini belum diketahui secara pasti (idiopatik), namun beberapa faktor ditengarai sebagai pemicu terjadinya Nyeri Haid, diantaranya:

Faktor psikis. Para gadis dan emak-emak yang emosinya gak stabil ( gampang cemas, ngamukan, murang-muring *maaf* ), lebih mudah mengalami nyeri haid. Bukan berarti yang mengalami Nyeri Haid lantas didakwa emosian lho.

Faktor endokrin. Timbulnya nyeri haid diduga karena kontraksi rahim (uterus) yang berlebihan.

Faktor prostaglandin. Teori ini menyatakan bahwa nyeri haid timbul karena peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) saat menstruasi. Anggapan ini mendasari pengobatan dengan antiprostaglandin untuk meredakan nyeri haid.

Selain teori-teori di atas, masih ada beberapa teori lain yang diduga sebagai faktor prnyebab timbulnya dysmenorrhea primer (faktor hormonal, faktor alergi, dll).

FAKTOR RESIKO

Beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai faktor resiko timbulnya Nyeri Haid, yakni:

* Haid pertama (menarche) di usia dini (kurang dari 12 tahun)
* Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup (nullipara)
* Darah haid berjumlah banyak (deras banget), atau masa menstruasi yang panjang.
* Smoking.
* Adanya riwayat nyeri haid pada keluarga.
* Obesitas alias ndut banget.

PENGOBATAN

Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri haid pada umumnya sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri haid datang. Bahkan tak jarang mampu mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman selama berobat ke dokter. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pemahaman bahwa dysmenorrhea primer tidak berbahaya.

Obat-obat yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri haid, diantaranya:

Pereda Nyeri (analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya: parasetamol atau asetamonofen (Sumagesic, Panadol, dll), asam mefenamat (Ponstelax, Nichostan, dll), ibuprofen (Ribunal, Ostarin, dll), metamizol atau metampiron (Pyronal, Novalgin, dll), dan obat-obat pereda nyeri lainnya. Adakalanya digunakan kombinasi pereda nyeri dengan coffeine.

Obat Hormonal. Pengobatan dengan obat hormonal ditujukan untuk menekan ovulasi dan penggunaannya hanya atas saran dokter.

Selain itu, jika nyeri dirasa sangat mengganggu, sebaiknya istirahat dan dapat juga menggunakan kompres (hangat) untuk mengurangi nyeri.

Adapun tindakan medis yang bersifat khusus merupakan pilihan terakhir berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis kandungan (DSOG).

Akhirnya, konsultasi kepada dokter adalah tindakan bijaksana dalam upaya meredakan Nyeri Haid.

Kepada para wanita, silahkan berbagi

Semoga bermanfaat.

http://forum.dudung.net/index.php?topic=14042.0

0 Comments:

Post a Comment