Selasa, 29 Desember 2009

Kopi Minuman Idola Semua Kalangan




Kopi Minuman Idola Semua Kalangan

Kopi merupakan minuman yang identik dengan minuman seorang pria. Karena pada awalnya kopi diproduksi hanya dalam bentuk kopi hitam, baik dalam kemasan sachet maupun kemasan besar atau botol. Dan biasanya kopi diminum untuk menahan atau menghilangkan rasa kantuk. Karena rasanya yang pahit, penggemar kopi pun hanya sedikit dan kebanyakan hanya terdiri dari para pria saja. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak inovasi dilakukan pada produk kopi, bukan hanya pada merk tertentu saja tapi dilakukan hampir di semua merk kopi yang ada. Seperti misalnya kopi dengan campuran lain seperti gula, krimer, moka, dan sebagainya. Rasa kopi pun jadi bervariasi. Menjadikan kesan kopi identik dengan minuman pria pun mulai bergeser, sekarang kopi bukan hanya digemari para pria saja tapi wanita pun menyukainya dan bukan hanya orang dewasa tapi anak-anak pun mulai menyukainya. Jadi sekarang citra kopi merupakan minuman segala kalangan dan digemari siapa saja.




Rexona

Rexona Pilihan Anda

Pernahkan anda merasa bingung pada saat memilih deodoran karena anda dihadapkan pada pilihan di antara berbagai merek dan bentuk? Bagaimana anda memilih deodoran yang paling sesuai untuk diri anda? Ada fakta utama yang mengatakan bahwa Rexona adalah merk deodoran terbesar dunia dalam arti nilai penjualan dan pangsa pasar serta paling pesat pertumbuhannya di Indonesia. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena sejak awal kemunculannya, Rexona selalu memberikan inovasi terhadap produknya seperti pembagian produk yang ditujukan untuk pria atau untuk wanita karena keringat pria dua kali lebih banyak daripada wanita sehingga produknya pun dibedakan. Selain itu Rexona juga terdapat dalam berbagai bentuk seperti roll on, deo stick, maupun yang baru-baru diluncurkan adalah dalam bentuk lotion. Ada juga Rexona teens yang ditujukan untuk para remaja. Oleh sebab itu Rexona menjadi pilihan deodoran kebanyakan orang karena banyaknya varian yang bisa dipilih dan sesuai dengan kebutuhan, usia dan gender. Sehingga orang-orang pun tetap setia memilih Rexona.







Referensi :

http://www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/Rexona.asp

Pertarungan Minimarket

Pertarungan Minimarket

Pertarungan antar minimarket tidak terlepas dan selalu identik dengan pertarungan Indomaret dan Alfamart. Seperti yang selalu terlihat, apabila salah satu diantaranya didirikan maka yang lain akan mengekor. Keberadaan Indomaret dan Alfamart telah membuat pelanggan toko tradisional berpindah ke kedua minimarket tersebut. Sebelumnya keberadaan Indomaret dan Alfamart belum banyak diketahui masyarakat dan mereka menganggap keberadaan minimarket tersebut tidak berumur panjang. Namun sekarang inii justru perkembangan minimarket tersebut berkembang pesat karena keduanya mengusung toko retail modern yang mempunyai ciri khas ruang pajang dengan rak-rak yang tersusun rapi, dan jenis produk yang beraneka ragam, pembayaran yang praktis dengan sistem kasir, ruangan ber-AC dan harga yang kompetitif. Strategi seperti inilah yang digunakan oleh minimarket tersebut sehingga masyarakat jadi jatuh cinta dan tidak dapat diikuti oleh toko tradisional. Perkembangannya pun tidak disia-siakan oleh Indomaret dan Alfamart, malah keduanya semakin melebarkan sayapnya dengan mewaralabakan retailnya. Persaingan pun semakin agresif karena siapa pertama di lokasi maka dialah yang akan menjadi pemenang. Hal inilah yang semakin menggeser keberadaan minimarket lain dan juga toko tradisional.

Referensi :
http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com/2009/12/pertarungan-alfamart-vs-indomaret.html

Online

ONLINE.. ONLINE..

Zaman sekarang zamannya globalisasi yang tak bisa terlepas dari yang namanya teknologi. Teknologi sudah menjadi gaya hidup. Selain untuk memenuhi kebutuhan, teknologi juga dijadikan faktor untuk aktualisasi diri dan gengsi dimana orang yang tidak modern atau gaptek (gagap teknologi) adalah orang-orang yang ketinggalan zaman dan tidak bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Sekarang bukan saja orang-orang dewasa yang tidak mau ketinggalan zaman tapi anak-anakpun juga. Dari yang paling sederhana yaitu penggunaan Facebook, sekarang akun Facebook bukan hanya orang dewasa yang memilikinya tapi anak-anakpun sudah membuatnya, entah untuk suatu kepentingan atau hanya sekedar memiliki agar tidak ketinggalan zaman, sepertinya faktor kedua yang banyak dijadikan alasan.

Selain untuk mempermudah komunikasi di dunia maya, sekarang ini Facebook juga mudah diakses, bukan hanya melalui komputer tapi bisa juga melalui benda yang hampir semua orang miliki ini yaitu handphone, semakin menjadi alasan kalau Facebook menjadi pilihan sekarang ini. Tapi online melalui handphone juga tidak dengan biaya yang murah. Bagi mereka yang sudah keranjingan online, mungkin bisa berkali-kali mereka membuka akun mereka ini melalui handphone, selain itu karena handphone juga merupakan benda yang mudah, praktis dan pasti dibawa kemana-mana.

Keranjingan membuka Facebook inilah yang sudah menjadi gaya hidup orang-orang zaman sekarang terlebih lagi di dunia anak muda. Lagi lagi beli pulsa pulsa dan pulsa untuk dapat membuka Facebook melalui handphone. Orang-orangpun jadi mengkonsumsi atau membeli pulsa lebih berkali-kali lipat dari biasanya hanya karena pulsanya selalu cepat habis digunakan untuk online.

Sabtu, 05 Desember 2009

Halte & Bus

PERSINGGAHAN SEMENTARA

(HALTE & BUS)

Apa kehadiran halte hanya untuk tempat menunggu? Lalu ditinggalkan begitu saja setelah menemukan apa yang ditunggunya?

Mungkin aku tak pernah mau dan tak akan memilih untuk diibaratkan menjadi halte, walaupun adanya halte begitu berarti tapi aku tetap tak akan memilihnya. Menjadi tempat berteduh disaat hujan, tempat berlindung dari sengatan matahari, tempat melepas sedikit keletihan dari kejamnya kota, dan yang paling utama menjadi tempat menunggu. Begitu mulia kehadirannya, begitu banyak manfaat yang diberikannya tapi entah mengapa aku tetap saja tak memilihnya. Halte selalu ditinggalkan, begitu setia halte menjadi tempat yang selalu ada tapi apa mereka menyadari keberadaannya ketika telah menemukan apa yang ditunggunya di halte? Mereka lupa!

Aku menyadari keegoisan ini, mengapa aku tak akan memilih menjadi halte? Mengapa aku tak mau diibaratkan seperti itu padahal kehadirannya sangat berarti? Mengapa aku lebih memilih diibaratkan menjadi bus? Karena bus merupakan hal yang ditunggu dan aku terlalu takut untuk ditinggalkan. Aku ingin menjadi seseorang yang ditunggu kehadirannya dan aku akan membawa ke tempat yang menjadi tujuan bukan sekedar menjadi persinggahan sementara yang dengan mudahnya ditinggalkan.

Senin, 23 November 2009

Kuesioner

Erliana Pradita / 3EA01 / 11207422

Tuti Aryanti /3EA01 / 11207120

KUISIONER KEPUASAN PELANGGAN

RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA”

Bagian I

Isilah pertanyaan dibawah ini :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Bagian II

Bagaimana pendapat anda mengenai kinerja RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA” di bawah ini. Lingkarilah jawaban anda pada angka ysng telah tersedia dengan ketentuan sebagai berikut :

Angka 1 = Sangat Memuaskan

Angka 2 = Memuaskan

Angka 3 = Biasa Saja

Angka 4 = Kurang Memuaskan

Angka 5 = Sama Sekali Tidak Memuaskan

Sabtu, 21 November 2009

Rangkuman Jurnal 2

Erliana Pradita / 3EA01 / 11207422

Tuti Aryanti /3EA01 / 11207120


PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB BAGI KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANGKA INDUK PROVINSI BANGKA BELITUNG

Oleh

Hadriah Oesman*

*Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN

Dengan terjadinya perubahan sistem pemerintahan di Indonesia, KB sebagai program nasional memerlu-kan kebijakan yang jelas dan tegas di tingkat na-sional dan provinsi, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterli-batan masyarakat, swasta, dan LSM di daerah perlu di-galakan agar pengelolaan program KB dan KR di daerah lebih efektif dan efisien.

Kemiskinan selalu berhubungan dengan masalah pemerataan, akses dan kualitas pelayanan. Masa-lah ini umumnya terjadi di daerah-daerah yang tertinggal, daerah yang sulit dijangkau secara geografis; ketersediaan SDM yang tidak mema-dai; sumber dana dan peralatan yang kurang; serta biaya pelayanan yang tidak terjangkau. Tingkat kelahiran mereka yang tergolong miskin (TFR) lebih dari 3.0, sedangkan tingkat kelahiran pen-duduk sejahtera sudah mendekati kondisi ideal.

Telah dilakukan operational reasearch (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin di Kecamatan Pemali, Kab. Bangka Induk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan menggunakan wilayah kontrol :Kecamatan Kurao- Kabupaten Bangka Tengah, melalui rangkaian tahapan OR : survei data dasar, pengembangan model, intervensi dan evaluasi; dengan tujuan untuk mendapatkan model upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga miskin. Rancangan OR yang dilakukan adalah dengan Pretest-Post test Control Group Design, dengan sasaran OR para pengelola program, provider dan sasaran akhir PUS GAKIN di lokasi intervensi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum :

Untuk mendapatkan model dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pe-layanan KB dan KR bagi keluarga miskin.

Tujuan khusus :

1. Melakukan assessment kondisi dan permasa-lahan pelayanan KB dan KR terutama dalam peningkatan akses, jaminan dan kualitas pelayanan KB

2. Menyusun rancangan model peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB.

3. Melakukan intervensi yang dapat diterapkan kepada GAKIN

4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan intervensi untuk perbaik-an dan penyempurnaan model intervensi.

5. Melakukan evaluasi akhir terhadap model yang telah dikembangkan.

Manfaat Penelitian :

Studi OR ini diharapkan dapat dikembangkan dan terlaksana dengan baik, sehingga ditemukan suatu model yang teruji dan dapat diterima serta dimanfaatkan oleh program dalam rangka terpenuhinya kebutuhan pelayanan KB bagi masyarakat miskin yang dapat di replikasikan di wilayah lain dengan berbagai penyesuaian. Melalui studi ini dapat diketahui sejauh mana penerapan kebijakan dari program KB-KR bagi keluarga miskin dapat berkesinambungan setelah desentralisasi.

METODOLOGI DAN KERANGKA PIKIR

Metodologi

Desain :

Suatu Operasional Riset (OR) dengan tahapan-tahapan kegiatan OR, yaitu: (1) baseline survei, Pengembangan Model, Intervensi (intervensi 1, 2, 3, dst), Monitoring proses pelaksanaan intervensi dan evaluasi.Studi ini menggunakan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design/ Rancang-an Eksperimental Ulang, yaitu melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum diberikan perlakukan dengan 2 kelom-pok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada rancangan eksperimental ulang ini diperoleh empat macam kelompok observasi, 2 observasi awal dan 2 observasi akhir. Kelompok kontrol, tidak dilakukan perlakuan.

Lokasi:

Lokasi intervensi penelitian di Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka Induk, Provinsi Bangka, sementara wilayah kontrol yang dipilih adalah Kecamatan Kurao di Kabupaten Bangka Tengah.

Sasaran:

Sasaran intervensi adalah : para pengelola prog-ram dan provider di lokasi intervensi (mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan dan desa). Sasaran akhir dari studi OR ini adalah wanita PUSGAKIN yang berada di lokasi uji coba (ke-camatan/desa terpilih).

Waktu dan lama penelitian :

Penelitian dilakukan selama lebih kurang dua tahun (tahun 2006-2007), mulai dari persiapan survei hingga evaluasi pasca intervensi. Persiapan dilakukan ditingkat pusat, mulai dari awal tahun anggaran 2006. Baseline survei dan pengum-pulan data dasar dilakukan pada bulan Juni tahun 2006, sedangkan intervensi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi.

Metoda Pengumpulan Data:

Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, baik pada tahap awal (basedline) mau-pun pada akhir penelitian. Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan : Wawancara mendalam secara berkelompok, wawancara mendalam perorangan,pengisian formulir data sekunder, pengamatan secara langsung terhadap proses pelaksanaan intervensi oleh evaluator. Sedangkan pe-ngumpulan data kuantitatif di-lakukan wawancara langsung terhadap responden (PUS Wa-nita Gakin).

Kerangka Pikir

Data memperlihatkan bahwa Indonesia masih mengalami persoalan yang serius dengan kemis-kinan. Berdasarkan kajian lapangan maupun hasil penelitian ditemukan bahwa cakupan pelayanan KB dan KR serta pengetahuan terhadap KB pada kelompok keluarga miskin masih rendah. Hal ini diduga karena akses dan kualitas pelayanan KB yang rendah didorong dengan kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan masih belum kondusif.

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Studi Operasional Research (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi keluarga Miskin dilakukan secara serentak di dua lokasi yaitu Provinsi Gorontalo dan Bangka Belitung, pada tahun 2006 hingga tahun 2007, yang bertujuan untuk mendapatkan model, upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pada keluarga miskin.

Keberhasilan intervensi dari OR ini terlihat dari hasil evaluasi akhir, antara lain: 1) meningkatnya pengetahuan keluarga miskin atas haknya dalam mendapatkan pelayanan yang baik dan adekuat; 2) Meningkatnya demand/persepsi yang positif masyarakat miskin terhadap KB; 3) mening-katnya kesertaan ber KB dari keluarga miskin, 4) meningkatnya akses/ kemudahan pelayanan bagi keluarga miskin, meningkatnya cakupan dan pemanfaatan kartu askeskin oleh GAKIN

Sungguhpun demikian, dengan membandingkan hasil data dasar (sebelum intervensi) dan hasil di wilayah kontrol, hasil evaluasi OR menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan dalam beberapa hal cukup positif, dilihat dari beberapa aspek intervensi yang dilakukan, yaitu :

Aspek akses dan cakupan pelayanan KB: Akses ditinjau dari sisi jarak ketempat pelayanan bukan merupakan masalah utama bagi GAKIN di wilayah ini. Cakupan pelayanan KB bagi Gakin setelah intervensi tampak meningkat dari 79 persen menjadi 91 persen, khusus-nya untuk suntikan, pil dan implant. Intervensi terhadap pemanfaatan ASKESKIN untuk KB dinilai cukup berhasil karena terjadi peningkatan yang cukup tajam setelah intervensi.

Aspek kualitas pelayanan KB : Hasil evaluasi di kabupaten ini tidak menunjukkan penurunan. Akan tetapi dibandingkan dengan wilayah kontrol jauh lebih rendah, hampir separonya (33 persen).

Peningkatan Pengetahuan dan sikap Gakin terhadap KB dan KR : Setelah intervensi, terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan sikap responden terhadap KB, terutama tentang alkon, KB pria, ASKESKIN. Materi KB yang diketahui oleh responden lebih bervariasi setelah intervensi Pengetahuan dan pendapat mengenai umur kawin pertama, umur melahirkan, jarak kelahiran dan jumlah anak ideal yang dimiliki sudah cukup baik.

Penguatan kelembagaan dan kemitraan: Intervensi yang dilakukan telah berhasil meng-gerakan wadah dan infrastruktur yang ada dalam memberikan pelayanan dan kepeduliannya terhadap keluarga miskin.

Keterbatasan dan Kendala :

Dari pengalaman selama lebih kurang dua tahun melaksanakan Operasional Research tentang Peningkatan akses dan Kualitas Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin di Provinsi Bangka Be-litung, ditemukan berbagai keterbatasan dan kendala, terutama dari sisi praktis pelaksanaan di lapangan. Kendala situasi desentralisasi telah memunculkan berbagai perbedaan kepentingan antara pusat, daerah dan antar sektor terkait.

Berikut ini secara rinci dije-laskan beberapa kendala tehnis yang terjadi se-lama melaksanakan OR di provinsi ini, antara lain:

1. Pemahaman pengelola tentang OR yang masih kurang.

2. Tidak semua permasalahan dapat dilakukan melalui intervensi.

3. Monitoring dan Laporan hasil monitoring pelaksanaan intervensi yang kurang mak-simal.

4. Sasaran lokasi penelitian yang kurang tepat.

5. Pergantian pimpinan.

6. Keterbatasan waktu.

7. Model yang diperoleh melalui OR kurang dimanfaatkan pihak operasional, sehingga keberlangsungannya tidak dapat terjamin

Kesimpulan

Hasil evaluasi OR menyimpulkan bahwa inter-vensi yang dilakukan masih belum maksimal dan baru sebatas meningkatkan :

a. Pengetahuan dan memberikan sikap yang positif bagi Gakin tentang KB dan kesehatan reproduksi.

b. Menggerakan struktur / komponen program

c. Kualitas pelayanan KB dan KR

Sabtu, 07 November 2009

Proposal Penelitian 2

Erliana Pradita 3EA01/11207422
Tuti Aryanti 3EA01/11207120


PROPOSAL PENELITIAN
DATA PRIMER

Tema
Tingkat Kepuasan Pengunjung

Judul
Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Pada Restoran Franchise (KFC)

Masalah
Bagaimana kepuasan pengunjung terhadap pelayanan, keramahan dan tingkat kecepatan saji pada restoran franchise (KFC).

Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa puas pengunjung terhadap pelayanan di restoran franchise (KFC).

Metodologi
Data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan Skala likert. Proses pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari terhitung dari hari Senin-Minggu. Variabel pada penelitian ini adalah Pelayanan, keramahan dan tingkat kecepatan saji pada KFC.

Proposal Penelitian 1

Erliana Pradita 3EA01/11207422
Tuti Aryanti 3EA01/11207120


PROPOSAL PENELITIAN
DATA SEKUNDER

Tema
Pengaruh Promosi Terhadap Penjualan

Judul
Analisis Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Pada PT. Matahari Putra Prima Tbk. (Hypermart) Pondok Gede Plaza.

Masalah
1. Apakah promosi berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada Hypermart Pondok Gede Plaza.
2. Seberapa besar pengaruhnya terhadap tingkat penjualan pada Hypermart Pondok Gede Plaza.

Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa puas pengunjung terhadap pelayanan di restoran franchise (KFC).

Metodologi
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data promosi dan data penjualan. Metode yang digunakan adalah metode statistic yaitu regresi linier dengan variabel X yaitu data promosi dan variabel Y yaitu data penjualan. Model regresi linier sederhana adalah y = a + bx. Penelitian ini dibatasi hanya pada Hypermart yang ada di Pondok Gede Plaza selama 4 bulan terhitung dari bulan oktober – Januari 2009.

Rangkuman Jurnal 1

Erliana Pradita 3EA01/11207422
Tuti Aryanti 3EA01/11207120

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

Rini Handayani
Staf Pengajar STIE Atma Bhakti Surakarta
Email: candipram@yahoo.com

Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategi dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan maka dari itu dibutuhkan adanya Sistem Informasi (SI) yang dirancang baik.
Sistem Informasi diadakan untuk menunjang aktivitas usaha di semua tingkatan organisasi. Penggunaan SI mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk serta produktivitas operasi.
Pada dasarnya SI telah diimplementasikan di banyak perusahaan dengan biaya yang besar, namun masalah yang timbul adalah penggunaan yang masih rendah terhadap SI secara kontinus. Rendahnya penggunaan SI diidentifikasikan sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya productivity paradox yaitu investasi yang mahal di bidang sistem tetapi menghasilkan return yang rendah.
Afrizon (2002) melakukan penelitian terhadap 84 manajer pada industri perbankan di Indonesia dengan hasil bahwa terdapat adanya pengaruh dan hubungan yang signifikan antara perceived usefulness dan interaksi antara norma subyektif dengan ketidakwajiban terhadap minat pemnanfaatan SI.
Thompson (1991) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, serta hubungan negatif antara kompleksitas dan penggunaan SI.
Venkatesh dan moris (2000) melakukan penelitian untuk melihat perbedaan gender terhadap faktor sosial dan peran mereka dalam penerimaan teknologi dan perilaku pemakai dengan menggunakan konsep model berketerimaan teknologi.
Venkatesh et al. (2000) melakukan penelitian terhadap industri komunikasi, hiburan, perbankan dan administrasi publik yang menggunakan SI secara wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Penelitian ini menghipotesiskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan SI sedangkan minat pemanfaatan SI dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI.
Permasalahan dalam jurnal penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh positif signifikan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial tehadap minat pemanfaatan SI serta apakah terdapat pengaruh positif signifikan kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk menguji variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial terhadap minat pemanfaatan SI serta menemukan bukti empiris untuk menguji variabel kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.


Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan SI dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya.
Dari berbagai model yang telah diteliti, Technology Acceptance Model (TAM) yang diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) menawarkan sebagai landasan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku pemakai dalam penerimaan dan penggunaan SI. Model TAM berasal dari teori psikologis yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini adalah untuk dapat menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri.


Pengaruh ekspektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Ekspektasi kerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari minat pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib. Hal tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Compeau dan Higgins (1995), Davis et al. (1989), Taylor and Tood (1995), Thompson et al. (1991), Venkatesh dan Davis (2000).
Berdasarkan uraian teoritis dan beberapa penelitian maka hipotesis pertama dinyatakan:
H1 : Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh ekspektasi usaha terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaanya. 3 konstruk yang membentuk konsep ini adalah kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use), kemudahan penggunaan (ease of use), dan kompleksitas (Venkatesh et al. 2003). Davis et al. (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan pemakaian mempunyai pengaruh terhadap penggunaan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian Adam (1992) dan Iqbaria (1997). Menurut Venkatesh dan Moris (2000) menyatakan bahwa ekspektasi usaha menjadi determinan minat pemanfaatan sistem. Venkatesh et al. (2003), ekspektasi usaha mempunyai hubungan yang signifikan dengan minat pemanfaatan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian Davis et al. (1989), Thompson et al (1991).
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh faktor sosial terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Thompson et al. (1991) dan Diana (2001) menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara faktor-faktor sosial pemakai sistem, dimana faktor-faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja, manajer senior, pimpinan dan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3 : Faktor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan system informasi
Schultz dan Slevien (1975) menemukan bukti empiris bahwa kondisi-kondisi yang mendukung pemanfaatan SI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan SI. Sedangkan Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh pada karyawan. Hipotesis yang dikembangkan untuk menguji kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan SI adalah sebagai berikut:
H4 : Kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi.

Pengaruh minat pemanfaatan sistem informasi terhadap penggunaan sistem informasi
Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect) dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived consequences), adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai SI akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan SI.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengajukan hipotesis kelima sebagai berikut:
H5 : Minat pemanfaatan sistem informasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi.


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel independen yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, minat pemanfaatan SI, kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan SI dan dua variabel dependen yaitu penggunaan SI dan minat pemanfaatan SI. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t untuk menguji variabel independen dengan variabel dependen.
Desain penelitian dengan survey, variabel yang digunakan adalah variabel independen dan dependen, jenis data kualitatif, sumber data adalah data primer, populasinya adalah industri manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Metode statistik yang digunakan dalam penenlitian ini adalah regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan program SPSS 11.5.
Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y1 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Y2 = β4Y1 + β5X4 + ε

Keterangan:
Y1: Minat Pemanfaatan SI
Y2: Penggunaan SI
X1: Ekspektasi Kinerja
X2: Ekspektasi Usaha
X3: Faktor Sosial
X4: Kondisi-kondisi yang Memfasilitasi Pemakai
β: Koefisien Regresi
ε: Error

Hasil perhitungan berdasarkan minat pemanfaatan SI maka dibuat model persamaan regresi linier berganda yaitu Y1 = 0,255X1 + 0,279X2 + 0,211X3 + e. Dimana koefisien regresi X1, X2, X3 semuanya bertanda positif.
Hasil perhitungan berdasarkan penggunaan SI maka dibuat model persamaan regresi linier berganda yaitu: Y2 = 0,073Y1 + 0,578X4 + e. Dimana koefisien regresi Y1 dan X4 semuanya bertanda positif.

Hasil penelitian:

Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh maka disimpulkan bahwa 1) ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI. 2) variabel ekspektasi usaha berpengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI. 3) faktor sosial berpengaruh positif tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan tehadap minat pemanfaatan SI. 4) kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SI. 5) minat pemanfaatan SI mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penggunaan SI.


Analisis Jurnal 3

Analisis Jurnal Erliana Pradita / 3EA01 / 11207422

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN TERTANGGUNG
PT. ASURANSI JASA INDONESIA

Hotniar Siringoringo1) dan Dona Ekawati2)
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Fakultas Teknik Universitas Gunadarma



Masalah dan Latar Belakang

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kepuasan tertanggung dalam pelayanan, pembayaran premi, penggantian klaim, dan resiko sendiri yang harus dibayarkan PT. Asuransi Jasa Indonesia?

Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah dalam hal pelayanan, pembayaran premi, penggantian klaim, dan resiko sendiri yang harus dibayarkan PT. Asuransi Jasa Indonesia.

Hasil

Pelayanan yang diberikan perusahaan sudah cukup memuaskan, namun demikian perbaikan tetap harus dilakukan khususnya terhadap indikator waktu yang mendapatkan respon negatif.
Pernyataan yang berhubungan dengan pembayaran premi menunjukkan sikap positif. Tertanggung merasa diberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran dengan cara angsuran. Besarnya biaya premi yang dikeluarkan oleh tertanggung khususnya untuk jenis asuransi kebakaran sudah sebandimg dengan asset yang ditutupi. Besarnya premi sudah sebanding dengan resiko yang dipertanggungjawabkan oleh pihak asuransi.
Waktu penggantian biaya klaim sudah sesuai dengan janji yang ditawarkan. Tertanggung merasa puas dengan apa yang sudah diterima selama menjadi nasabah di perusahaan jasa ini, baik dari segi pelayanan, yang diberikan, pembayaran premi yang harus dibayarkan, penggantian klaim yang diberikan sesuai dengan janji yang ditawarkan dan penetapan nilai untuk pembayaran resiko sendiri yang harus ditanggung.
Responden menyatakan setuju atas birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku, premi sudah sebanding dengan resiko yang ditutup, cara pembayaran premi yang dipermudah.


Metodologi

Data dan Variabel

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Pertanyaan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah pernyataan sebanyak 40 butir dengan 5 macam pilihan jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak ada pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Variabel penelitian meliputi pelayanan, premi, klaim, dan resiko sendiri.

Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah karyawan dan karyawati PT. Krakatau Steel sebagai tertanggung dari PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO).

Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya untuk asuransi kebakaran di salah satu cabang Asuransi Jasa Indonesia tahun 1997-2002.

Model dan Metode penelitian

Deskripsi sikap konsumen dianalisa menggunakan Skala Likert. Pengolahan data diawali dengan cara penyuntingan (editing), dan pengkodean (coding). Penyuntingan dilakukan untuk pemeriksaan terhadap kesesuaian jawaban tertanggung dengan pertanyaan yang diajukan, kelengkapan pengisian daftar pertanyaan dan ketepatan jawaban tertanggung. Penyusunan dan perhitungan data yang diperoleh dari pengkodean disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik. Tabulasi dilakukan dengan menggunakan cara manual dan bantuan peralatan komputerisasi. Kelima pilihan jawaban yang disediakan dikodekan menggunakan angka 1 sampai 5. Pilihan jawaban pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju sampai 5 untuk pilihan sangat setuju. Pengkodean pernyataan negatif dimulai dari 1 untuk pilihan sangat setuju sampai 5 untuk sangat tidak setuju. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif. Grafik digunakan untuk memilih jawaban tertentu pada setiap butir pertanyaan.



;;